Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengertian komunikasi,jenis-jenis dan komunikasi model aristoteles

Nama : Febrina Wulandari
NPM    : 14514122
Kelas    : 3PA08
Pengertian Komunikasi
Menurut Lawell Komunikasi adalah sebuah proses yang memberikan gambaran siapa mengatakan apa dengan cara apa,kepada siapa dengan efek apa.
Menurut Mr.theodorson komunikasi kepada wilayah ide dan emosi yaitu penyebaran informasi,ide-ide sebagai sikap atau emosi dari satu individu kepada individu lain terutama melalui simbol simbol

Jenis – jenis Komunikasi
Komunikasi Menurut Penyampaiannya
1.      Komunikasi Lisan
Ø  Yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana ke dua belah pihak dapat bertatap muka.
2.      Komunikasi Tertulis
Ø  Yang dilaksanakan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan yang beritanya singkat. Jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud tertentu.
Ø  Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek
Ø  Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam suatu daftar.
Ø  Gambar dan foto, Karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
Ø  Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang banyak.

Komunikasi Menurut Kelangsungannya

1.      Komunikasi Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2.      Komunikasi Tidak Langsung
Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
Komunikasi Menurut Perilaku
1.      Komunikasi Formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau perusahaan yang tata caranya telah diatur dalam sruktur organisasinya.
2.      Komunikasi Informal
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi dan tidak mendapat pengakuan resmi yang mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi atau perusahaan, misalnya kabar burung, desas-desus dan sebagainya.
3.      Komunikasi Non-formal
Komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang bertujuan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi.

Komunikasi Menurut Maksudnya
1.      Pidato
2.      Ceramah
3.      Memberi perasaran
4.      Wawancara
5.      Memberi perintah atau tugas

Komuniskasi Menurut Ruang Lingkupnya
1.      Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a)      Komunikasi vertikal
b)      Horizontal, dan
c)      Diagonal.
2.      Komunikasi Eksternal
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
a)      Eksposisi, pameran, promosi, publikasi, dan sebagainya.
b)      Komperensi pers
c)      Siaran televise, radio, dan sebagainnya.
d)      Bakti social, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainnya.

Komuniskasi Menurut Aliran Informasi
1.      Komunikasi satu arah
2.      Komunikasi dua arah
3.      Komunikasi ke atas
4.      Komunikasi ke bawah
5.      Komunikasi kesamping

Komunikasi Menurut Jaringan Kerja
Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi :
1.      Komunikasi jaringan kerja rantai
Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
2.      Komunikasi jaringan kerja lingkaran
Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran.
3.      Komunikasi jaringan bintang
Komunikasi yang terjadi melalui satu sentral dan saluranya yang dilalui lebih pendek.

Komunikasi Menurut Peranan Individu
1.      Komunikasi antara individu dengan individu yang lain
2.      Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas
3.      Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih

Komunikasi Menurut Jumlah Pelaku dalam Komunikasi Tersebut
1.      Komunikasi perseorangan.
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga.
2.      Komunikasi kelompok .
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam kelompok.



Model Komunikasi Aritoteles
Model komunikasi yang digunakan oleh Aristoteles pada dasarnya adalah model komunikasi paling klasik, model ini disebut model retoris (rhetorical model). Inti dari komunikasi ini adalah persuasi, yaitu komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam mengubah sikap mereka. Ilmu retorika pada awalnya dikembangkan di Yunani berkaitan dengan ilmu tentang seni berbicara (Techne Rhetorike).
Aristoteles berusaha mengkaji mengenai ilmu komunikasi itu  sendiri dan merumuskannya kedalam model komunikasi verbal. Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini merupakan model komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi. Ia juga menuliskan bahwa suatu komunikasi akan berjalan apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar. Aristoteles memfokuskan komunikasi pada komunikasi retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni berpidato terutama persuasi merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada bidang hukum seperti pengadilan, dan teori retorika berpusat pada pemikiran mengenai retorika (mempersuasif).
Tradisi Retorika
Ada 2 tradisi retorika, yaitu :
·         Kebenaran haruslah logis, realistis dan rasional
·         Kebenaran itu absolut, tidak peduli apakah kebenaran ini punya nilai praktis.
Ada enam keistimewaan yang mencirikan tradisi ini:
·         Keyakinan bahwa berbicara membedakan manusia dari binatang.
·         Ada kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam forum demokrasi adalah cara yang lebih efektif untuk memecahkan masalah politik.
·         Retorika merupakan sebuah strategi di mana seorang pembicara mencoba mempengaruhi audience melalui pidato yang jelas-jelas bersifat persuasif. Public speaking pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah.
·         Pelatihan kecakapan pidato adalah dasar pendidikan kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu menciptakan argumen-argumen yang kuat lalu dengan lantang menyuarakannya.
·         Menekankan pada kekuatan dan keindahan bahasa untuk menggerakkan orang banyak secara emosional dan menggerakkan mereka untuk beraksi/bertindak. Pengertian Retorika lebih merujuk kepada seni bicara daripada ilmu berbicara.
·         Sampai tahun 1800-an, perempuan tidak memiliki kesempatan untuk menyuarakan haknya. Jadi retorika merupakan sebuah keistimewaan bagi pergerakan wanita di Amerika yang memperjuangkan haknya untuk bisa berbicara di depan publik. 
Asumi-asumsi Teori Retorika
Ada 2 asumsi yang terdapat teori retorika, yaitu :
·         Public speaker atau pembicara yang efektif perlu mempertimbangkan khalayak mereka. Asumsi ini mengarah kepada konsep analisis khalayak (audience analysis).
·         Public speaker atau pembicara yang efektif menggunakan sejumlah bukti-bukti dalam presentasinya. Bukti-bukti yang dimaksudkan ini merujuk pada cara-cara persuasi yaitu ethospathos dan logos.
1.      Ethos adalah karakter, inteligensi  dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara. Hal ini bisa di pelajari dan dibiasakan.
2.      Logos adalah bukti logis atau penggunaan argumen dan bukti, rasionalisasi dan wacana yang di gunakan dalam sebuah pidato.
3.      Pathos adalah bukti emosional atau emosi yang dimunculkan dari para anggota khalayak.
Segitiga Retorika
Segitiga retorika adalah metode untuk menyusun kalimat-kalimat yang tepat dalam penerapan prinsip persuasi, terdiri dari :
1.      Ethos
Ethos adalah komponen di dalam argumen yang menegakkan kepercayaan pendengar terhadap kompetensi sang pembicara. Dalam prinsip persuasi bisa termasuk ke dalam prinsip otoritas dan rasa suka. Wawasan, etika dan karakter orang yang menyampaikan  argumen haruslah meyakinkan.
Ada tiga kategori ethos, yaitu :
a)      Phronesis atau kemampuan dan kebijaksanaan yang berarti kepakaran dan kecerdasan sang pembicara.
b)      Arete atau kebaikan dan kehebatan sang pembicara yang dinilai sebagai kredibilitas serta reputasinya.
c)      Eunoia atau niat baik komunikator
2.      Logos
Logos adalah isi dari argumen yang menarik dari sisi logika. Data-data yang disajikan haruslah akurat dan tidak membingungkan. Informasi yang mendalam namun mudah dipahami akan semakin meningkatkan dimensi ethos dari sang pembicara.
3.      Phatos
Phatos adalah sisi daya tarik emosional yang menyertai isi argumen dari sisi logos dan kompetensi komunikator dari sisi ethos. Penyampaian argumentasi dengan pathos inilah yang menguatkan unsur persuasinya. Pathos adalah penentu dari persetujuan pendengar pada pemaparan sang pembicara
Jenis Retorika
·         Retorika forensik: keadaan ketika para pembicara mendorong munculnya rasa bersalah atau tidak bersalah dari khalayak. Pidato forensik atau juga disebut pidato Yudisial biasanya ditemui dalam kerangka hukum. Retorika forensik berorientasi pada masa waktu lampau.
·         Retorika epideiktik : wacana yang berhubungan dengan pujian atau tuduhan  Sering disebut juga pidato seremonial. Pidato jenis ini disampaikan kepada publik dengan tujuan untuk memuji, menghormati, menyalahkan dan mempermalukan. Pidato jenis ini berfokus pada isu-isu sosial yang ada pada masa waktu sekarang.
·         Retorika deliberatif : saat pembicara harus menentukan suatu tindakan yang harus diambil, sesuatu yang harus atau tidak boleh di lakukan oleh khalayak. Pidato ini sering disebut juga dengan pidato politis. Pidato deliberatif berorientasi pada masa waktu yang akan datang.
12 Hukum Retorika
1.      Kepandaian berbicara dapat di pelajari
2.      Latihlah dirimu dalam teknik berbicara
3.      Hilangkan perasaan cemas dengan melatih berbicara sambil berpikir
4.      Pidato bukan membaca
5.      Rumuskan tema dengan tajam
6.      Skema dengan jelas
7.      Awal yang menarik dan akhir yang mengesankan
8.      “Saya tahu, saya mau, saya berhasil”
9.      Tingkatkan argumentasi dan siaga menghadapi keberataan
10.  Bahagia ketika berpidato
11.  Berbicara yang jelas
12.  You were born to be a winner
Kelebihan
·         Bila kita hubungkan lagi dengan komunikasi pada zaman sekarang, model komunikasi yang dikemukakan oleh Aristoteles merupakan model komunikasi yang cukup sederhana, bahkan dapat di katakan terlalu sederhana jika dibandingkan dengan model-model yang diberikan tokoh yang lain karena model ini tidak memuat unsur-unsur lain yang telah dikenal dalam model komunikasi seperti saluran umpan balik, efek dan kendala/gangguan komunikasi yang mungkin timbul, dan lainnya.
·         Dapat menimbulkan banyak pertanyaan yang dapat menyempurnakan proses pembuatan teori komunikasi
  • Pengujian waktu berjalan. Teori ini telah melalui rentang waktu 2000 tahun dengan poros Aristoteles. Teori retorika mengenai emosi, logika dan kepercayaan ini tidak dapat di abaikan begitu saja.
  • Munculnya teori Heurisme yang dimana teori ini telah mencakup beberapa sub-area dalam komunikasi. Seperti ketakutan dalam berkomunikasi dan telah mendorong penelitian yang bersifat empiris maupun praktis.
Kelemahan
·         Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena statis. Dimana hanya terdapat transfer pesan dari pembicara ke pendengar saja. Misalnya, seorang pembicara sedang berbicara tentang sesuatu hal dan kemudian ia menyampaikan pesan kepada para khalayak. Kemudian, khalayak mendengarkan apa yang menjadi pesan dari si pembicara. Tahap-tahap komunikasi dalam peristiwa ini terjadi secara berurutan dimana itu terjadi terus menerus terjadi secara statis ketimbang terjadi secara simultan.
·         Model komunikasi ini memunculkan persepsi yang salah bahwa kegiatan yang terstruktur yang selalu disengaja. Seperti,pembicara menyampaikan dan pendengar hanya mendengarkan tanpa di jelaskan lebih jauh mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam proses penyampaian pesan, efek yang akan terjadi dan sebagainya.
·         Di dalam model komunikasi yang diutarakan oleh Aristoteles ini tidak membahas mengenai aspek-aspek non-verbal dalam persuasi yang berperan dalam proses komunikasi.
·         Konsistensi logis : Tidak konsisten, kurang ter-organisasi, pendefinisian yang kurang tepat.
Daftar Pustaka
Deddy, M. (2008). Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Jakarta : Remaja Rosdakarya.
Burgoon, M.  (1974).  Appproaching Speech/ Communication. New York: Holt,
Rinehart & Winston.

West, R . (2008). Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika.

Direksi Store Operation


DIREKSI store operation

Ø  Job Deskripsi dari Direksi Store Operation :
·         Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi seluruh pelaksanaan operasional perusahaan
·         Membuat standar perusahaan mengenai semua proses operasional, produksi, proyek dan kualitas hasil produksi
·         Membuat stategi dalam pemenuhan target perusahaan dan cara mencapai target tersebut
·         Membantu tugas-tugas direktur utama
·         Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam proses operasional perusahaan
·         Merencanakan, menentukan, mengawasi, mengambil keputusan dan mengkoordinasi dalam hal keuangan untuk kebutuhan operasional perusahaan
·         Mengawasi seluruh karyawan apakah tugas yang dilakukan sesuai dengan standar operasional perusahaan
·         Bertanggung jawab pada pengembangan kualitas produk ataupun karyawan
·         Membuat laporan kegiatan untuk diberikan kepada direktur utama
·         Bertanggung jawab pada proses operasional, produksi, proyek dan kualitas hasil produksi

Ø  Job Spesifikasi dari Direksi Store Operation :
·         Pendidikan: Perguruan Tinggi (S-1)
·         Pengalaman: Minimal 1 (satu) tahun dalam bidangnya.
·         Kemampuan:
a.       Menguasai dasar-dasar ilmu administrasi, entertainment, perfilman, broadcasting, photography, keuangan, urusan umum, komputer dan pembukuan.
b.      Dapat membuat, menyusun dan mengerjakan konsep dan kerangka kerja yan                                        berhubungan dengan penjadwalan, aplikasi, pengawasan dan pengembangan.
c.       c. Mampu merencanakan, mengadakan dan mengatur negosiasi dengan pihak-pihak lain.
d.      Mampu dan aktif berbahasa Inggris
·      Kecekatan dan Kecermatan:
Dapat memprediksi dan mengestimasi variabel resiko dan peluang.
·      Kepemimpinan:
Dapat memimpin bawahan dengan baik dalam rangka melaksanakan pekerjaannya.
·      Prakarsa:
Memiliki prakarsa yang berkaitan dengan tugas terhadap bawahannya.
·      Analisa:
Memiliki kemampuan menganalisa kinerja operasi, produksi dan proyek dengan baik dalam rangka pelaksanaan tugas dan pengawasan
·      Keadaan Darurat:
·      Dapat berlaku tenang dan bijaksana terutama dalam hal penyelamatan dokumen