Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Psikologi umum- laporan observasi lansia di panti werdha

LAPORAN
OBSERVASI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA I

Diajukan untuk MelengkapiSalah Satu Tugas dari Mata Kuliah Psikologi Umum

Oleh :
Kelompok 10
Febrina Tri Wulandari                  14514122
Fachri Fadillah                                13514717
Thalia Cika Dara                            1A514721

Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
Depok
2014

KATA PENGANTAR


            Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas observasi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabiin, hingga kepada para umatnya sampai akhir zaman, ammin.
            Penulisan hasil observasi ini disusun guna melengkapi salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi Umum Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Observasi dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I yang berlokasi di Jakarta Timur. Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan terhadap lansia di panti sosial tersebut selain itu penulis pun melakukan wawancara dengan beberapa responden guna mengetahui keluh kesah mereka di panti sosial tersebut.
            Dalam kegiatan observasi dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Bapak Faisal Rahmat, S.Psi., M.A. selaku dosen mata kuliah Psikologi Umum yang senantiasa memberikan bimbingan kepada penulis sehingga kami bisa menyelesaikan tugas observasi ini.
2.      Dra. Hj. Tantri Retno Utari yang telah memperkenankan penulis melakukan observasi serta memberikan arahan dan nasehat kepada penulis selama melakukan observasi sehingga observasi dapat berjalan dengan lancar.
3.      Seluruh warga binaan sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I yang telah berbaik hati memperkenankan penulis melakukan observasi serta menyediakan waktunya untuk melakukan kegiatan wawancara.
4.      Seluruh staff Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I yang telah memberikan bantuan kepada penulis, serta semua pihak  yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas observasi ini.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, semoga hasil observasi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi kita semua.

Depok, 25 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………………………….4
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………………………….5

BAB I

1.1 Latar Belakang Masalah

Fenomena yang terjadi di kota besar saat ini, membuat sebagian masyarakat enggan untuk mengurus kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Akhirnya dengan gampang saja, mereka menitipkan kedua orang tuanya kepanti panti jompo disekitar. Alasan mereka sangat sederhana, akibat terlalu sibuk dipekerjaan sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengasuh orang tuanya. Mereka menitipkan orang tuanya dengan maksud supaya mendapatkan perawatan yang lebih dari setiap perawat ataupun pengurus panti yang merawatnya. Tak heran di kota-kota besar  yang padat dengan segala bentuk aktivitasnya berdiri panti-panti yang khusus mengurusi  lansia.
Saat ini telah banyak sekali panti-panti werdha yang didirikan demi terlaksananya pelayanan kesejahteraan dan perawatan jasmani dan rohani para lanjut usia, salah satu faktor atau latar belakang berdirinya panti jompo diantaranya karena adanya keluarga yang memiliki lansia di keluarganya sedangkan keluarga tersebut memiliki banyak pekerjaan, karena banyak pekerjaan atau kesibukan masing-masing adakalanya mereka memutuskan untuk mengirim lansia yang bersangkutan ke panti jompo supaya kebutuhan sehari hari, kesejahteraan, dan pemenuhan kebutuhan psikisnya menjadi terjamin. Fungsi utama dari lembaga atau panti werdha ini adalah sebagai pemenuhan kebutuhan usia lanjut yang meliputi perawatan, perlindungan dan kebutuhan fisik, spiritual, sosial, dan psikologis hal itu dilakukan agar mereka dapat hidup secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam rutinitas kehidupan para lansia di panti werdha bukan hanya beristirahat seperti tidur atau bersantai tetapi selalu diselingi dengan kegiatan-kegiatan yang postif seperti senam bersama, pentas seni, pembekalan rohani, pembuatan kerajinan, dan hal positif lainnya.
Selain itu pula banyak lansia yang terlantar terutama ditempat-tempat umum atau ruang publik, pinggir jalan, atau perkotaan. Karena diri mereka terlantar mereka sebagian besar memutuskan menjalani kehidupan dengan menjadi seorang pengemis. Pemerintah sebaai lembaga yang seyogyanya menjamin kesejahteraan sosial masyarakat dalam hal ini lansia kemudian mendirikan panti-panti jompo khusus lansia terlantar, salah satunya panti sosial tresna werdha budi mulia, melalui penelitian yang penulis lakukan ini, penulis akan berusaha mengobservasi dan mengidentifikasi apakah para lansia di panti werdha tersebut telah menerima pelayanan-pelayanan dari pihak panti, serta pendapat atau pola pikir mereka tentang kehidupan di panti werdha tersebut.

1.2 Pertanyaan Penelitian


1.       Sejak Kapan Nenek/ Kakek tersebut tinggal di Panti Werdha?
2.       Berapa umur Kakek/Nenek?
3.       Apakah Kakek/Nenek masih mempunyai keluarga?
4.       Jika masih, apakah keluarga Kakek/Nenek sering melihat Nenek/Kakek di panti?
5.       Bagaimana keseharian Kakek/Nenek di panti ini?
6.       Apasajakah aktivitas rutin yang ada di panti ini?
7.       Alasan apa yang menyebabkan Kakek/Nenek berada di panti ini?
8.       Apa sajakah keluh kesah Kakek/Nenek selama berada di panti ini?
9.       Pelajaran apasajakah yang Nenek/Kakek ambil ketika berada di panti ini?
10.   Senang atau tidak senangkah Nenek/Kakek selama berada di panti ini?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari observasi ini adalah untuk memahami keseharian para lansia di panti werdha, dan meneliti motivasi-motivasi mereka selama di panti werdha yang mendorong para lansia memilih tetap bertahan di panti werdha. serta mengumpulkan pemahaman yang jelas dan lengkap perihal teori yang telah dikemukakan oleh Hurlock yang pada akhirnya mengklasifikasikan responden apakah termasuk kedalam kategori pertama atau kategori kedua berdasarkan teori Hurlock.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Memberikan pengetahuan khususnya pada bidang keilmuan Psikologi umum, Psikologi keluarga, ataupun Psikologi perkembangan.

1.4.2Secara Praktis

Bagi Responden

Menyediakan kesempatan bagi subjek atau responden, yakni para lansia itu sendiri untuk mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupannya dengan metode wawancara bebas yang dilakukan oleh peneliti. Dengan demikian beban pikiran atau masalah yang tersimpan dapat lebih ringan karena secara teoritis apabila kita mengeluarkan unek-unek atau permasalahan kepada orang lain maka permasalahan atau keluh kesah yang dimilikipun akan terasa lebih ringan.

Bagi Pihak Panti Werdha

Memberikan masukan atau bimbingan tentang hal-hal yang harus dihadapi atau dilakukan ketika lansia menghadapi kesulitan atau permasalahan tentang kehidupannya apabila lansia tersebut tidak kuasa menyelesaikan masalahnya seorang diri. Serta memberikan masukan penanganan jika terjadi permasalahan kejiwaan atau perilaku pada lansia

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di panti sosial tresna werdha budi mullia I di jalan Binamarga no.56 Jakarta Timur pada tanggal 12 November 2014.

BAB II

2.1 Definisi Teori

Secara sederhana teori dapat diartikan sebagai dalil atau pendapat mengenai sesuatu berdasarkan kekuatan akal(ratio). Para ahli mendefinisikan teori dengan berbagai pandangan, diantaranya William wiersma (1986) menyatakan bahwa : a theory is a generalization or series of generalization by which we attempt to explain some phenomena in a systematic manner. Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Sedangkan menurut Kerlinger (1978) mengemukakan bahwa theory is a set of interrelated construct (concept), definitions, and propotion that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with purposes of explaining and predicting the phenomena. Teori adalah sepenrngkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Selanjutnya menurut London (1993) Teori adalah serangkaian bagian atau vaiabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang saling menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungn antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena ilmiah.

2.2 Landasan Teori

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bemice nugarten dan juga  James C. Chalhoun masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Satu hal yang patut diingat tentang manusia meskipun manusia itu sempurna adalah manusia tidak bisa menghindari penuaan, manusia akan menua karena manusia adalah mahluk biologis yang terus berkembang. Suatu saat manusia akan dipertemukan dengan masa dimana pikiran yang sering ia gunakan mulai melemah, keterampilan yang sering ia lakukan mulai sulit untuk dijalani, dan interaksi serta kegiatan yang biasanya ia lakukan mulai sulit dilakukan. Hal itu dapat terjadi karena proses penuaan yang menyebabkan turunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress dan pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran secara fisik maupun kejiawaan (Susi Lusiana Lubis, dalam proses Penuaan)
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan pada saat itu seseorang telah dinyatakan lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia juga mengklasifikasikan lanjut usia menjadi 4 yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Menurut teori yang telah dikemukakan oleh Hurlock (1996) pada umumnya orang lanjut usia dalam meniti kehidupan yang ia jalani dikategorikan kedalam dua macam. Pertama, masa tua tersebut akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh Hurlock itulah penulis melakukan penelitian ke salah satu panti werdha dimana penulis akan mengobservasi lansia dan mencari serta mendapatkan kesimpulan yang jelas tentang lansia yang dapat dikategorikan sebagai kategori pertama atau lansia yang dapat dikategorikan sebagai kategori kedua. Dalam observasi ini pula penuli meneliti faktor-faktor lain yang menyangkut seputar kehidupan para usia lanjut di panti werdha tersebut salah satunya yaitu meneliti motivasi yang mendorong usia lanjut untuk mengisi masa tua nya di panti werdha apakah atas dasar kemauan sendiri atau ada dorongan dari pihak keluarga, serta penulis mengkaji tentang bagaimana keluh kesah para lansia dalam menghadapi masa tua.

BAB III

3.1 Metode Penelitian

     Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Mejnurut Bogdan danTaylor (dalam Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deksriptif kata-kata maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Secara garis besar terdapat lima tahapan proses pengumpulan data kualitatif :
o   Melakukan identifikasi Subjek dan lokasi penelitian.
o   Mencari dan mendapatkan akses menuju Subjek dan lokasi penelitian.
o   Menentukan jenis data yang akan diperoleh.
o   Mengembangkan metode pengumpulan data.
Pendekatan ini merupakan proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Melalui metode ini, peneliti membuat dan menyimpulkan suatu gambaran melalui penuturan responden, dan laporan-laporan terinci dari responden, serta studi pustaka.
Selama kami melakukan penelitian, kesan yang kami dapat adalah kerapihan dan tatanan yang bagus oleh panti werdha yang kami datangi. Segala fasilitas yang disediakan lengkap, terawat dengan rapih dan bersih. Kerapihan di panti werdha ini sangat dijaga dengan baik,sehingga kami betah melakukan observasi di dalamnya.
Keprihatinan pun tak luput kami rasakan ketika kami melihat para lansia yang telah rapuh dan separuh baya itu hidup sendiri tanpa keluarga.



3.2 Metode Pengumpulan Data

                Metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah metode observasi participant yaitu, kami mengamati langsung objek yang diteliti dan melihat peristiwa atau kegiatan objek. Kami juga menggunakan metode wawancara non struktur yaitu kami menanyakan hal yang tidak harus sesuai dengan pertanyaan yang telah kami buat dan sifatnya mendalam.

3.3 Alat Bantu Penelitian

Didalam melakukan kegiatan penelitian, kami menggunakan beberapa alat bantu, yaitu :
1.      Perekam suara
2.      Buku
3.      Pulpen
4.      Kamera / video

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Identitas Panti Werdha

Nama panti
:
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1
Berdiri
:
27 Agustus 1986
Alamat
:
Jl. Bina marga No.5 Cipayung, Jakarta Timur
Kapasitas
:
210 Orang
Luas Tanah
:
9999 m2
Luas Bangunan
:
5500 m2
Jenis Pelayanan
:
·         Pengasramaan
·         Pemberian makanan bergizi
·         Perawatan kesehatan
·         Pembinaan
·         Mental keagamaan
·         Hiburan atau rekreasi
·         Penyaluran atau rujukan

4.1.2 Hasil Pengamatan

            Berikut adalah biodata lansia hasil pengamatan
1.      Nama                     : Abdullah Karim
Umur                     : 72 Tahun
Jenis Kelamin        : Laki-laki
Lama dipanti         : 6 Tahun
Bapak Karim ini adalah seorang Bapak yang memiliki hanya satu kaki, yang satu kakinya lagi diamputasi dikarenakan kecelakaan. Kecelakaan itu yang menyebabkan hari-hari Bapak Karim harus tergantung kepada tongkat yang ia miliki untuk berjalan
Alasan Bapak Karim berada di panti werdha ini adalah beliau yang awalnya ingin membeli kaki palsu namun tidak memiliki biaya dan akhirnya menjual kontrakan yang ia miliki untuk membuat kaki palsu, namun ketika niatan itu tidak disetujui  oleh anak dan menantunya akhirnya Bapak Karim pun lebih memilih untuk tinggal di Panti Werdha ini karena bentrok tentang tanakarena sesungguhnya ia pun rindu akan kehadiran keluarga dan cucu untuk menghiburnya di hari tua seperti ini, namun hal yang ia dapatkan justru kebalikannya, bahkan keluarganya tidak pernah menjengguk Bapak Karim selama 6 Tahun, selama Bapak Karim memutuskan untuk tingal di panti Werdha.
2.      Nama                     : Matuki Suryati
Umur                     : (tidak tahu/ pikun)
Jenis Kelamin        : Perempuan
Lama dipanti         : 2 Tahun
            Ibu Yati adalah seseorang yang berasal dari bogor. Menurut cerita yang saya dapatkan dari Ibu yati adalah ia ke panti jompo dengan perjalanan sendiri tidak ada yang mengantarkan beliau sampe beliau tiba di panti jompo ini, namun keluarga mengetahui keberadaan beliau di panti jompo ini dan beliau merasa senang berada disini hanya yang menyedihkan untuk Ibu ini adalah ketika ia bercerita kalau disini ia sangat merindukan kasih sayang dari keluarganya, walaupun ia betah tinggal disini karena beliau makan lebih teratur dan tinggal lebih layak daripada biasanya.
3.      Nama                     : Sutinah
Umur                     : -
Jenis Kelamin        : Perempuan
Lama dipanti         : 5 tahun
            Ibu Sutinah adalah Ibu yang sangat menguras perasaan saya saat menemuinya, tubuhnya kecil sehingga hanya terlihat tulang saja, ia berada di kursi roda yang selalu menopangnya, ia hanya duduk dengan kursi rodanya dipinggiran panti, kelompok saya menghampirinya dan ia memegang tangan saya tanpa berkata apapun. Saat saya menghampirinya saya mengucapkan “asalamualaikum” namun ternyata yang saya ketahui dia tidak bisa berbicara, dia berbicara kepada saya menggunakan bahasa yang tidak saya ketahui, namun dalam semua gerakan tangannya menunjukkan bahwa ia tidak senang berada di panti ini entah apa alasannya, namun ia menangis dan terus menangis hingga dia memegang bagian dadanya yang ternyata sakit yang ia rasa di bagian dadanya, seketika air mata kami menetes melihat tubuh yang tak berdaya ibu Matuki ini, kami hanya bisa memeluknya sebagai tanda kalau masih ada orang yang sayang dan perduli padanya.

 


BAB V

5.1 Kesimpulan dari penelitian

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa apa yang di kemukakan oleh Hurlock (1996) pada umumnya orang lanjut usia dalam meniti kehidupan yang ia jalani dikategorikan kedalam dua macam. Pertama, masa tua tersebut akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada. Teori tersesebut dapat dibuktikan kebenarannya, karena setelah dilakukan penelitian. Penulis dapat melihat bahwa responden yang penulis pilih cocok dengan karakteristik yang dikemukakan oleh Hurlock, responden pertama dan kedua dapat dikategorikan sebagai kategori pertama, yakni lansia yang menerima masa tua dengan wajar dan kesadaran yang mendalam. Dapat dikatakan demikian karena responden pertama  dan kedua merasa nyaman hidup di panti, walaupun ia kurang menyukai suasana panti tapi ia tetap menyukai hidup dan merasa nyaman di panti tersebut. Responden pertama (Abdullah Karim) pun sudah menerima walaupun ia tidak dijenguk oleh keluarganya lagi.
Sedangkan responden ketiga dapat dikategorikan sebagai kategori kedua, karena responden ke dua ini kurang nyaman dengan kehidupan yang ia jalani, walaupun ia tidak bisa berbicara namun dari gerakan anggota badan yang hanya ia lakukan semampunya serta hanya menangis yang bisa kita ketahui kalau ternyata ia tidak senang berada dip anti ini dank arena keadaannya pula yang sedang sakit.



5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian atau observasi yang telah penulis paparkan maka dari itu penulis mengajukan beberapa saran, diantaranya:

5.2.1 Saran bagi peneliti lain:

·         Sebelum mengadakan penelitian diusahakan untuk mengecek barang-barang yang dibutuhkan untuk meneliti, semisal alat perekam buku tulis, dsb.
·         Sebelum mengadakan penelitian dipastikan surat perizinan telah sepenuhnya diurus jauh-jauh hari sebelumnya supaya dapat berjalan lancar.

5.2.2 Saran bagi Panti Werdha

·      Pihak panti hendaknya mengadakan komunikasi yang baik dengan para panti, apakah mereka merasa nyaman atau kurang nyaman, bila ada klien atau lansia yang merasa kurang nyaman pihak panti hendaknya segera melakukan pembahasan dengan staff apa yang harus di rubah atau ditambah dalam kegiatan di panti supaya lansia-lansia bisa merasa nyaman hidup di panti.

5.2.3 Saran bagi Lansia

·         Sebaiknya para lansia harus lebih menjaga kesehatan mereka dengan baik walaupun keadaan yang mereka hadapi tidak mudah yaitu jauh dari anggota keluarga sehingga mereka tidak mendapat kasih saying yang cukup namun para lansia harus tetap menjaga pola makan agar tetap teratur dan menjaga pola hidup sehat.


Daftar Pustaka


B. Hurlock, Elizabeth, Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga,1980
Desmita, Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006