Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

kesehatan mental (Gordon Allport)



GORDON ALLPORT

Kepribadian Sehat Menurut Carl Rogers

            Jauh sebelum Abraham Maslow membuat konsep aktualisasi diri yang dikenal orang banyak, Gordon Allport telah membuat hipotesis mendalam mengenai atribut dari kepribadian yang matang. Minat Allport terhadap pribadi yang sehat secara psikologis dimulai tahun 1922, yaitu ketika mendapatkan gelar Ph.D. Ketidakmampuannya dalam bidang matematika, biologi, kedokteran ataupun manipulasi laboratorium, memaksa Allport untuk “mencari jalannya sendiri dalam ranah humanistic dari psikologi”. Ranah tersebut mengarah kepada kajian atas kepribadian yang sehat secara psikologis.
Beberapa asumsi umum dibutuhkan untuk mengerti konsep Allport mengenai kepribadian yang matang. Pertama, manusia yang matang secara psikologis memiliki karakteristik berupa perilaku proaktif, yaitu mereka mampu bertindak secara sadar dalam lingkungannya melalui pendekatan-pendekatan yang baru dan inovatif, serta membuat lingkungan mereka memberikan respon terhadap mereka. Perilaku proaktif tidak hanya sekedar mengurangi tekanan, namun juga untuk membentuk tekanan baru.
Selain itu, kepribadian yang matang lebih dapat termotivasi oleh proses sadar daripada kepribadian yang terganggu, yang membuat mereka menjadi lebih fleksibel dan mandiri disbanding pribadi yang tidak sehat, yang akan tetap terdominasi oleh motif-motif tidak sadar yang berasal dari pengalaman masa kecil mereka.
Pribadi yang sehat biasanya mempunyai masa kecil yang relative tidak traumatis walaupun pada tahun-tahun berikutnya mereka dapat menghadapi konflik dan penderitaan. Orang-orang yang sehat secara psikologis tidak terbebas dari kelemahan-kelemahan ataupun keanehan-keanehan yang membuat mereka unik. Selain itu, usia juga tidak diperlukan untuk kedewasaan, walaupun manusia yang sehat kelihatan menjadi lebih dewasa saat mereka bertambah umurnya.

Ciri-Ciri Kepribadian Sehat Menurut Gordon Allport

Allport mengidentifikasi enam kriteria kepribadian yang matang.

Kriteria pertama adalah perluasan perasaan diri. Pribadi yang matang terus mencari untuk dapat mengidentifikasi diri dan berpartisipasi dalam kejadian yang terjadi di luar diri mereka. Mereka tidak terpusat pada diri sendiri (self-centered) serta mampu untuk terlibat dalam masalah dan aktivitas yang tidak terpusat pada diri mereka. Mereka mengembangkan minat yang tidak egosentris dalam pekerjaan, permainan dan rekreasi. Minat atas kehidupan social, keluarga dan spiritual sangat penting bagi mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan di luar diri mereka akan menjadi bagian dari keberadaan seseorang. Allport merangkum kriteria pertama ini dengan mengatakan, “semua orang mempunyai rasa cinta terhadap diri sendiri (self-love), namun hanya perluasan atas diri yang menjadi penanda kematangan pribadi”.

Kriteria kedua adalah kepribadian yang matang memiliki karakter berupa “hubungan yang hangat dengan orang lain”. Mereka mempunyai kapasitas untuk mencintai orang lain dalam cara-cara yang intim dan simpatik dengan orang lain. Tentu saja, hubungan yang hangat sangat bergantung pada kemampuan seseorang untuk memperluas perasaan diri mereka. Hanya dengan melihat jauh ke depan, manusia dapat mencintai orang lain dengan cara yang dewasa, tanpa prosesif maupun egois. Manusia yang sehat secara psikologis dengan cara yang dewasa, tanpa posesif maupun egois. Manusia yang sehat secara psikologis memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, serta menyadari bahwa kebutuhan, keinginan, dan harapan orang lain merupakan hal yang tidak sepenuhnya asing dengan milik mereka sendiri. Selain itu, mereka mempunyai sikap seksual yang sehat dan tidak memaksa orang lain untuk pemuasan pribadi mereka.

Kriteria ketiga adalah keamanan emosional atau penerimaan diri. Pribadi yang matang menerima diri mereka apa adanya, dan memiliki apa yang disebut Allport sebagai keseimbangan emosional. Manusia yang sehat secara psikologis tidak akan menjadi terlalu sedih apabila terdapat hal-hal yang berjalan di luar rencana atau saat mereka hanya “mengalami hari yang buruk”. Mereka tidak akan terus berkutat dengan gangguan-gangguan kecil, serta menyadari bahwa rasa frustasi dan ketidaknyamanan merupakan bagian dari hidup.

Kriteria keempat adalah persepsi yang realitas. Manusia yang sehat secara psikologis juga memiliki persepsi yang realistis mengenai lingkungan di sekitarnya. Mereka tidak hidup di dalam dunia fantasia tau membelokkan kenyataan agar sesuai dengan harapan mereka. Mereka berfokus pada masalah disbanding pada pribadi, dan lebih berinteraksi dengan dunia seperti yang dilihat oleh kebanyakan orang.

Kriteria kelima adalah Insight dan Humor. Pribadi yang matang mengenal dirinya sendiri, sehingga tidak mempunyai kebutuhan untuk mengatribusikan kesalahan dan kelemahannya kepada orang lain. Mereka juga mempunyai selera humor yang tidak kasar, yang memberikan mereka kepastian untuk menertawakan diri mereka sendiri daripada bergantung pada tema-tema seksual atau kekerasan untuk membuat orang lain tertawa. Allport yakin bahwa insight dan humor sangat berhubungan, serta mungkin merupakan aspek-aspek dari hal yang sama, yaitu pemahaman diri. Manusia yang sehat dapat melihat diri mereka dengan lebih objektif. Mereka dapat melihat hal-hal yang absurd dan mustahil dalam kehidupan, serta tidak mempunyai kebutuhan untuk berpura-pura atau memakai topeng dalam kehidupan mereka.

Kriteria keenam adalah filosofi kehidupan yang integral. Manusia yang sehat mempunyai pandangan yang jelas mengenai tujuan hidup mereka. Tanpa pandangan tersebut,  insight mereka akan menjadi kosong dan gersang, serta akan memiliki humor yang dangkal dan sinis. Filosofi kehidupan yang integral dapat berupa sesuatu yang bersifat religious ataupun tidak, tetapi dalam tahap personal. Allport kelihatannya telah merasakan bahwa orientasi religius yang matang merupakan komposisi yang penting dalam kehidupan pribadi yang sangat matang. Walaupun banyak jemaat gereja yang mempunyai filosofi religius ysng tidak matang serta prasangka raisal dan etnis yang sempit, orang-orang yang sangat religius relatif terbebas dari prasangka seperti itu. Manusia dengan sikap religius yang matang dan filosofi kehidupan yang integral, mempunyai kesadaran yang berkembang dengan baik dan kemungkinan besar memiliki hasrat untuk melayani orang lain.


Sumber :

Feist and Feist. 2009. Psikologi kepribadian edisi 7-buku 2. Jakarta:Salemba Humanika