MANUSIA
DAN TANGGUNG JAWAB
I.
PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
a.
Pengertian tanggung jawab
Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.
berkewajiban menanggung,memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
II.
Macam-macam
tanggung jawab
a.
Jenis-jenis tanggung jawab
Tanggung
jawab dapat dibedakan menurut keadaan
manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini,
lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
1.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri
sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya
sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi.
Contoh: Rudi membaca sambil berjalan.
Meskipun sebentar-sebentar ia melihat jalan, tetap juga ia
lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. kakinya terkilir. Ia
menyesali dirinya sendiri akan kejadian itu.Ia
harus beristirahat dirumah beberapa hari. Konsekwensi tinggal di rumah
beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri akan kelengahannya.
2.
Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan
masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri.
ayah-ibu dan anak-anak. dan juga orang lain yang
menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan. pendidikan, dan kehidupan.
Contoh : Seorang ibu telah
dikarunia tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab
suaminya meninggal dunia, karena ia tidak mempunyai pekeIjaan/tidak
beketja pada waktu suaminya masih hidup
maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap
keluarga ia melacurkan diri. Ditinjau dari segi moral hal ini
tidak bisa diterima karena melacurkan diri
tennasuk tindakan di kutuk, tetapi dari
segi tanggung jawab ia tennasuk orang
yang dipuji. karena demi rasa tanggung
jawabnya terhadap keluarga ia rela berkorban menjadi
manusia yang hina dan dikutuk.
3.
Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya
manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain. sesuai
dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial.
Karena membutuhkan manusia lain maka ia
hams berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Contoh:
Hanafi terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina
pakaian pengantin adat Minangkabau. Ia tidak memakai
pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari
pihak pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Di
dalam peralatan itu hampir-hampir pernikahan
dibatalkan,karena timbul perselisihan antara pihak kaum
perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi
juga. Ia berkata pakaian mempelai yang masih sekarang
dilazimkan di negerinya, yaitu pakaian secara zaman dahulu,
disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia dipaksa memakai
secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan
pendek. Setelah timbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya
sendiri akhimya diterimalah, bahwa ia memakai smoking,
yaitu jas hitam, celana hitam, dengan berompi dan berdasi putih. Tetapi
waktu hendak menutup kepalanya,
sudah berselisih pula. Dengan kekerasan ia
menolak pakaian dester suluk,yaitu pakaian
orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta
supaya ia jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu
selama beralat saja. Jika peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai
sekehendak hatinya pula. Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak
hendak menutup kepala, karena lebih gila pula
dari pada anak komidi, bila memakai dester
saluk dengan baju smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri
hilang sabamya dan memukul-mukul dada di muka anak yang “terpelajar” itu,
barulah Hanafi menurut kehendak orang banyak, sambil mengeluh dan teringat akan
badannya yang sudah “tergadai”. Untunglah ia menurutkan hal menutup
kepala itu, karena sekalian pengantar dan pasuinandan (pengiring bangsa
perempuan) sudah berkata bahwa mereka talc sudi mengiringkan “mempelai
didong”. Akhimya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat, Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai pertanggungjawaban
kecongkakan dan kesombongannya itu, Hanafi harus menerima rasa antipati
dari masyarakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (salah
asuhan)
4.
Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap
individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada
negara.
Contoh:
1) Dalam novel jalan
tak ada ujung karya Muchtar Lubis, Guru Isa yang tekenal sebagai guru
yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah
tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada
pemerintah kalau perbuataan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak
kepolisian dan pengadilan.
2) Kumbakarna menolak
perintah kakaknya, juga rajanya yaitu Rahwana untuk berperang
melawan rama, karena kakanya berbuat keburukan. Bukan main Rahwana. Ia
membangkit-bangkitkan hutang budi Kumbakama terhadap kerajan Alengka. Kumbakama
menyadari kedudukannya sebagai pang1ima perang, karena itu berangkat juga ia ke
medan perang menghadapi Rama. Akan tetapi ia maju ke medan perang bukan
karena membela kakanya, melainkan karena rasa tanggung jawabnya sebagai
panglima yang harus membela negara ( Ramayana).
5.
Tanggung jawab kepada Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di
bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi
kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng ternadap Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan
yang dituangkan dalam berbagai kitab suci
melalui berbagai macam agama.
Contoh: Seorang biarawati dengan ikhlas tidak
menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan
sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini
dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan din kepada
Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka
memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak memenuhi
kodrat manusia pada umumnya
yang seharusnya meneruskan keturunannya yang sebetulnya
juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai
mahluk Tuhan.
III.
Pengabdian
dan pengorbanan
a. Pengertian pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa
pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan,
cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan
dengan ikhlas.Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa
tanggung jawab.
Contoh : seperti seorang ayah yang senantiasa
bekerja banting tulang hingga larut malam hanya untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, membiayai anaknya yang sekolah serta mencukupi kebutuhan istri dan
anak-anaknya, hal ini disebut dengan pengabdian ayah terhadap keluarganya
b. Macam-macam pengabdian
·
Pengabdian
terhadap Tuhan yang MahaEsa
Penyerahan diri secara penuh
terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh
pengorbanan.
·
Pengabdian
kepada masyarakat
Ini timbul karena manusia dibesarkan
dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan.
·
Pengabdian
kepada raja
Suatu penyerahan diri secara ikhlas
kepada rajanya, karena dianggap yang melindunginya, walaupun sekarang jarang
terjadi.
·
Pengabdian
kepada negara
Timbul karena seseorang merasa ikut
bertanggung jawab terhadap kelestarian (kelangsungan) negara dan demi persatuan
kesatuan bangsa.
·
Pengabdian
kepada harta
Ini terjadi karena seseorang
memandang bahwa harta yang menghidupinya, sehingga tindakan- tindakannya
semata- mata demi harta.
·
Pengabdian
kepada keluarga
Ini timbul karena keinginan untuk
membahagiakan keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan secara lahir dan batin
secara layak.
c. Pengertian pengorbanan
Pengorbanan adalah pemberian yang
didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Pengorbanan
merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa
pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk
kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian.
Dalam pengadian selalu dituntut pengorbanan, tapi belum tentu pengorbanan
menuntut pengabdian.
d. Macam-macam pengorbanan
·
pengorbanan
harta benda
·
pengorbanan
pikiran
·
pengorbanan
perasaan
·
pengorbanan
tenaga
e.
contoh pengorbanan
Seorang ibu rela mengesampingkan
keinginannya dalam membeli sesuatu untuk dirinya sendiri, demi membeli
kebutuhan anak-anaknya, meskipun hanya keinginan kecil, seorang ibu
mengorbankan waktu istirahatnya untuk menjaga anaknya.
SUMBER :